1. PENDAHULUAN
Perawatan yang tepat dimulai dengan diagnosis yang tepat. Diagnosis yang tepat memerlukan ilmu pengetahuan penyakit serta gejala-gejalanya, ketrampilan untuk melakukan cara menguji yang tepat dan seni menyatakan impresi, fakta dan pengalaman ke dalam pengertian (Grossman, dkk., 1995:1).
Pemeriksaan rutin harus dilakukan oleh klinisi untuk menghindari informasi yang tidak relevan dan mencegah kesalahan akibat kelalaian dalam pemeriksaan klinis. Rangkaian pemeriksaan harus dicatat dalam kartu pasien dan harus dijadikan sebagai petunjuk untuk melakukan kebiasaan diagnosis yang tepat (Grossman dkk, 1995 :1).
Pemeriksaan pasien secara garis besar meliputi:
1.1 Pemeriksaan subyektif, yang terdiri dari
a. Keluhan utama
Keluhan utama yaitu gejala atau masalah yang dirasakan pasien dalam bahasanya sendiri berkaitan dengan kondisi yang membuatnya datang mencari perawatan (Walton dan Torabinejad, 1998 : 72).
b. Riwayat medis
Riwayat medis yang lengkap dan teliti tidak hanya membantu menegakkan diagnosa tetapi juga menyediakan informasi mengenai kerentanan dan reaksi pasien terhadap infeksi, hal-hal mengenai pendarahan, obat-obat yang telah diberikan dan status emosionalnya (Walton dan Torabinejad, 1998 : 73).
1.2 Pemeriksaan obyektif yang terdiri dari
a. Pemeriksaan ekstraoral
Penampilan umum, tonus otot, asimetri fasial, pembengkakan, perubahan warna, kemerahan, jaringan parut ekstraoral, saluran sinus dan kepekaan atau nodus jaringan limfe servikal atau fasial yang membesar merupakan indikator status fisik pasien (Walton dan Torabinejad, 1998 :77).
b. Pemeriksaan intraoral
- Jaringan lunak, yang meliputi tes fisual dan digital jaringan lunak rongga mulut yang lengkap dan teliti
- Gigi geligi, yang diperiksa untuk mengetahui adanya perubahan warna, fraktur, abrasi, erosi, karies, restorasi yang luas atau abnormalitas lainnya (Walton dan Torabinejad, 1998 : 77).
Pemeriksaan obyektif dilakukan dengan pengujian dan observasi secara baik yaitu sebagai berikut :
- Pemeriksaan visual dan taktil
Pemeriksaan ini merupakan uji klinis paling sederhana yang didasarkan pada penglihatan dan perabaan.
- Palapasi
Tes ini dilakukan dengan ujung jari menggunakan tekanan ringan untuk memeriksa konsistensi jaringan dan respon rasa sakit
- Tes mobilitas
Tes ini digunakan untuk mengevaluasi integritas attachment apparatus di sekeliling gigi
- Uji pulpa dengan metode uji listrik, uji termal (panas dan dingin), uji anastetik dan uji kavitas
- Radiografik
Radiografik memungkinkan pemeriksaan visual struktur mulut yang tidak mungkin dapat dilihat dengan mata telanjang.
(Grossman, dkk , 1995:4-19)
- Perkusi
Uji ini digunakan untuk mengevaluasi status periodonsium sekitar gigi (Grossman, dkk. ,1995:4-19 dan Ghom, 2007:61) dan apikal gigi (Barrat dan Pool : 2008:551). Terdapat dua metode perkusi yaitu: tes perkusi vertikal dan tes perkusi horizontal. Jika tes perkusi vertikal positif berarti terdapat kelainan di daerah periapikal, dan jika tes perkusi horizontal positif berarti terdapat kelainan di periodonsium (Ghom ,2007:61).
Tes perkusi dilakukan dengan cara sebagai berikut ini.
• Pukulan cepat dan tidak keras pada gigi, mula-mula memakai jari dengan intensitas rendah kemudian intensitas ditingkatkan dengan menggunakan tangkai suatu instrumen, untuk mengetahui apakah gigi terasa sakit (Grosman dkk.,1995 :6 ; Ghom, 2007:6 ; Barrat dan Pool, 2008:551 )
• Gigi tetangga sebaiknya di perkusi lebih dahulu dan kemudian diikuti gigi yang menjadi keluhan
• Reaksi yang lebih valid didapat dari pergerakan tubuh pasien, reaksi reflek, bahkan reaksi yang tidak bisa dikatakan (Ghom, 2007 : 6).
Nilai diagnostik pada pemeriksaan perkusi adalah untuk mengetahui apakah daerah atau jaringan apikal gigi mengalami inflamasi. Tes ini tidak menunjukkan pulpa dalam keadaan vital atau nekrosis. Pada kasus gigi yang vital, iritasi dapat terjadi oleh karena penempatan restorasi dan bruxism, dimana kondisi ini menyebabakan iritasi pada ligamen periodontal. Pada kasus gigi yang nekrosis jaringan nekrotik yang banyak didalam gigi akan terdorong keluar melewati foramen periapikal menuju jaringan dibawah gigi yang menyebabkan rasa sakit (Barrat dan Pool, 2008:551). Perbedaan yang ada pada nyeri yang disebabkan oleh inflamasi periodonsium besar kemungkinan berada dalam kisaran ringan sampai moderat. Inflamasi periapikal merupakan kasus yang mungkin terjadi jika nyeri sangat tajam dan menyebabkan respon penolakan (Walton dan Torabinejad, 1998:79)
A B
Gambar A. Tes perkusi yang dilakukan arah vertikal, B. Tes perkusi yang dilakukan arah horizontal
DAFTAR PUSTAKA
Barrat, M.R. dan Pool, S.L. 2008. Principle of Clinical Medicine for Space Flight. New York: Springer.
Ghom, A.G. 2007. Text Book of Oral Medicine. New Delhi :Jaypee Brothers Publisher.
Grosssman, L.I., dkk. 1995. Ilmu Endodontik dalam Praktek Ed:11.Alih Bahasa: Rafiah Abyono. Jakarta : EGC.
Walton, R.E. dan Torabinejad M. 1998. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsi Ed:2. Alih Bahasa : Narlan Sumawinata dkk. “Principle and Practice of Endodontics”. Jakarata : EGC.
Caesars Casino Resort Brings Vegas Back To The Strip
BalasHapusATLANTIC CITY, NJ — 경주 출장샵 Caesars 안성 출장안마 Entertainment, the parent company of a Las 구미 출장마사지 Vegas 김천 출장마사지 hotel-casino, plans to roll 광주 출장안마 back its buffet and casino resorts.