Rabu, 08 Juni 2011

PENGGUNAAN KALSIUM HIDROKSIDA DAN ZINK OKSIDE EUGENOL DALAM PULP CAPPING

Pulp Capping adalah perlindungan pada pulpa yang masih sehat atau sedikit terbuka dengan menggunakan bahan bahan sedatif atau antiseptik yang bertujuan untuk mempertahankan vitalitas dan fungsi pulpa (Grossman dkk, 1968: 94).
1.Kalsium Hidroksida
Kalsium hidroksida adalah suatu bahan yang bersifat basa kuat dengan pH 12-13 (Castagnola dan Orlay, 1956: 33). Bahan ini sering digunakan pada direct pulp capping. Jika diletakkan kontak dengan jaringan pulpa, bahan ini dapat mempertahankan vitalitas pulpa tanpa menimbulkan reaksi radang, dan dapat menstimulasi terbentuknya batas jaringan termineralisasi atau jembatan terkalsifikasi pada atap pulpa (pulpa yang terbuka) (Sikri dan Dua, 1985; de Queiroz dkk, 2005). Sifat bahan yang alkali inilah yang banyak memberikan pengaruh pada jaringan. Bentuk terlarut dari bahan ini akan terpecah menjadi ion-ion kalsium dan hidroksil (Castagnola dan Orlay, 1956: 33).
Sifat basa kuat dari kalsium hidroksida dan pelepasan ion kalsium akan membuat jaringan yang berkontak menjadi alkalis. Keadaan basa akan menyebabkan resorpsi atau aktifitas osteoklas akan terhenti karena asam yang dihasilkan dari osteoklas akan dinetralkan oleh kalsium hidroksida dan kemudian terbentuklah komplek kalsium fosfat. Ion kalsium Selain itu osteoblas menjadi aktif dan mendeposisi jaringan terkalsifikasi, maka batas dentin akan dibentuk di atas pulpa (Castagnola dan Orlay, 1956: 3; Kavitha,2005:10-11).

Ion hidroksil diketahui dapat memberikan efek antimikroba. Ion hidroksil akan memberikan efek antimikroba dengan cara merusak lipopolisakarida dinding sel bakteri dan menyebabkan bakteri menjadi lisis. Sifat basa dari kalsium hidroksida akan menetralisir daerah lesi, baik dari bakteri maupun produknya (Castagnola dan Orlay, 1956: 34; Kavitha,2005:8).


2. Zink Okside Eugenol

Zink Okside Eugenol sering digunakan dalam indirect pulp capping dan mempunyai kemampuan pembentukan odontoblas (Sikri dan Dua, 1985; Kavitha,2005:8). Eugenol, secara biologis merupakan bagian yang paling aktif dari bahan ini dan merupakan derivat fenol yang menunjukkan toksisitas pada jaringan serta memiliki sifat anti bakteri. Sifat antibakteri ini memungkinkan nya menekan pertumbuhan bakteri, sehingga mengurangai pembentukan bahan / metabolit toksik yang mungkin dapat menimbulkan inflamasi pulpa. Manfaat eugenol dalam mengendalikan rasa nyeri disebabkan oleh kemampuannya memblokir transmisi impuls syaraf. Selain itu eugenol menunjukkan penutupan biologis yang baik Penelitian menunjukkan terjadinya reaksi inflamasi kronis setelah aplikasi zinc okside eugenol dan akan diikuti oleh pembentukan lapisan odontoblastic yang baru dan terbentuklah dentin sekunder (Walton dan Torabinejad, 1998:478; Kavitha,2005:8).

DAFTAR PUSTAKA

Castagnola, L dan Orlay, H.G. 1956. A System of Endodontia. London : Pitman Medical Publishing
de Queiroz, A.M., Assed,S., Leonardo, M.R., Filho, P.N., da Silva, L.A.B. 2005. MTA and Calcium Hydroxide for Pulp Capping. J. Appl. Oral Sci. vol.13 no.2 Bauru Apr/June 2005. http://www.w3.org [ 1 Oktober 2009]
Grossman, L.I., Oliet, S., Del Rio, C.E. 1968. Endodontic Practice. 11th ed. Philadelphia : Lea and Fibiger
Kavitha, R. 2005. Clinical Radiography Evaluation of Pulpectomis using Zinc Oxide Eugenol with Iodoform, Calcium Hydroxide with Iodoform, Zink Oxide Eugenol and Calcium Hydroxide with Iodoform (a dissertation). Madras : Taminadu DR. M.G. K. Medical university.
Sikri V dan Dua, S.S. 1985. Intermediary Restorations. Federation of Operative Dentists of India, 1985, page 5. [1 Oktober 2009]
Walton, R.E. dan Torabinejad, M. 1998. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodontik, ed 2. Alih Bahasa : N. Sumawinata, W. Shidarta, dan B. Nursasongko. Judul Asli : Principles and Practice of Endodontics 2nd ed. Jakarta : EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar